9 Hal Tentang Menulis

Juliastrioza
2 min readMay 17, 2022

Untuk hal apapun itu, pada mulanya semua manusia adalah pemula. Kemudian seiring berjalannya waktu, manusia belajar sehingga menjadi ahli pada satu, dua, atau tiga bidang tertentu. Meskipun proses belajar itu sendiri tidak akan pernah berhenti.

Kemudian, jika pada masa belajar ada kepayahan, kesengsaraan, bahkan keputusasaan maka itu merupakan sesuatu yang wajar. Karena, untuk mendapatkan sesuatu yang berharga tentu tidak mudah. Amat banyak halang rintang yang ditemui, ada yang kemudian berhasil melewatinya, tetapi ada pula yang gagal.

Serupa itu pulalah rasanya untuk skill menulis. Orang bilang menulis adalah bakat. Karenanya, itu didapatkan sejak lahir sebagai anugerah. Maka mereka berkilah tidak cakap menulis karena tidak ada bakat. Namun rasanya, pernyataan itu kuranglah tepat. Serupa skill lainnya, menulis pun adalah sesuatu yang dapat dikuasai melalui belajar. Walaupun untuk bisa menulis itu memerlukan lebih dari sekadar “mau”.

Berikut sembilan poin utama tentang menulis yang mesti dicermati oleh calon penulis atau yang memang sudah berkecimpung di ranah tulis menulis.

  1. Menulis itu adalah tentang konsistensi. Belum dikatakan seseorang sebagai penulis, jika dia tidak konsisten menulis. Maka wajarlah, segepok penulis ternama senantiasa berlomba menerbitkan karyanya seolah tidak ada satu dua tarikan napas bernama jeda.
  2. Rahasia umum dari kesuksesan dalam menulis adalah membaca. Yup, membaca dan menulis dua yang saling terikat dan berkaitan. Pertanyaan berikutnya, apa yang harus dibaca? Jawabannya sederhana saja, “IQRA”. Baca. Tidak perlu ditanyakan lagi apa yang mesti dibaca. Karena jawabannya adalah apa saja. Tidak memilih dan tidak memilah.
  3. Bersiaplah untuk dikritisi. Kritikan orang terhadap tulisan kita justru memberikan dampat yang baik jika pandai mengelolanya. Kritikan merupakan nutrisi untuk menjadi lebih baik.
  4. Jangan mengabaikan umpan balik dari orang lain. Kekayaan tulisan adalah hasil dari umpan balik (feedback) yang terus menerus terjadi. Tulisan semakin bernas jika semakin teruji, artinya di sana banyak terjadi saling cek, saling memberikan masukan. Dampaknya, tulisan menjadi kuat.
  5. Pandai menentukan kapan harus menulis untuk khalayak dan kapan menulis untuk orang-orang dalam lingkup tertentu.
  6. Sabar dalam menulis. Keberhasilan akan datang seiring dengan kesabaran. Jika belum berhasil, tetaplah mencoba dengan penuh rasa syukur. Rasa syukur, melemahkan segala hambatan.
  7. Lihat dan amati penulis lain. Seharusnya ini menjadi yang utama. Karena yang kita lakukan bukanlah ihwal yang sama sekali baru. Sudah jutaan bahkan lebih orang yang telah melalui apa yang sedang kita lalui.
  8. Tanamkan dalam diri proses menulis adalah proses yang menyenangkan. Jadi, menulis bukan sesuatu yang menjenuhkan atau membosankan. Dengan begitu, menulis terasa lebih mudah dan mengalir lancar.
  9. Tidak ada jalan pintas dalam menulis. Harus ada pengorbanan atau invest dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis.

Selamat membaca, terima kasih.

Salam.

--

--