Si Tukang Tidur!

Juliastrioza
2 min readMay 22, 2022

“Kamu si tukang tidur!” seru seorang bocah.

“Dari pagi hingga siang, tidur melulu!” lanjutnya lagi seolah belum puas dengan kata-katanya sendiri.

Yang dipanggil tukang tidur oleh bocah perempuan itu tetap saja melanjutkan aktivitasnya itu. Padahal dari tadi sudah berisik tidak karuan. Dia kemudian menutup telinganya dengan bantal guling.

Bocah perempuan itu terus saja menggangunya. Digoyangnya badan lelaki itu sesukannya tanpa takut akan dimarahi atau dibentak. Masih belum puas hatinya, dibukanya jendela dan pintu lebar-lebara agar segala suara dan cahaya masuk tanpa penghalang. Benar saja, di luar sana bising. Matahari pun masih kering, serasa mencabik-cabik kulit.

“Ayo bangun! Sudah mau azan maghrib!” Usiknya lagi tidak peduli. Yang disuruh bangun, masih tak bergeming. Sama-sama tidak pedulinya. Walaupun kini dia berkata lirih, “Aku capek, kemarin seharian bekerja banyak tugas,” jelasnya.

“Ga peduli!’ katanya lagi. Tampak si bocah perempuan itu selagi orang yang dia minta bangun belum bangun, dia tidak mau menyerah.

Perempuan mungil itu bergegas ke kamar mandi kemudian. Satu gayung air penuh diambilnya. Lantas berteriak, “Kalau tidak bangun juga aku siram dengan air ini!” matanya melotot. Emosinya mendidih. “Cepat bangun, cepat… cepat…” teriaknya lagi. Namun, dia masih belum menumpahkan air itu ke sasarannya.

“Setengah jam lagi,” akhirnya jawab si lelaki yang dimintakan bangun itu. Dia mulai menyerah. Untuk terus-terusan tidur, tidak mungkin. Bocah di hadapannya kini sungguh kukuh dengan usahanya.

“Janji?” kata si bocah perempuan.

“Iya, janji!” jawab si lelaki itu tegas. Dia mengulum selimut lagi. Hatinya agak tenang. Dia dapat tidur. Mudah-mudahan tigapuluh menit lagi dia dapat terbangun dan menunaikan janjinya!

--

--